Minggu, 01 April 2012

Kedzaliman Adalah Kegelapan Di Hari Kiamat


Oleh: Mubarak Bamu’alim
Khutbah Pertama
ط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط§ظ„ظ’ط­ظژظ…ظ’ط¯ظژ ظ„ظگظ„ظ‘ظژظ‡ظگ ظ†ظژط­ظ’ظ…ظژط¯ظڈظ‡ظڈ ظˆظژظ†ظژط³ظ’طھظژط¹ظگظٹظ’ظ†ظڈظ‡ظڈ ظˆظژظ†ظژط³ظ’طھظژط؛ظ’ظپظگط±ظڈظ‡ظ’ ظˆظژظ†ظژط¹ظڈظˆط°ظڈ ط¨ظگط§ظ„ظ„ظ‡ظگ ظ…ظگظ†ظ’ ط´ظڈط±ظڈظˆظ’ط±ظگ ط£ظژظ†ظ’ظپظڈط³ظگظ†ظژط§ ظˆظژظ…ظگظ†ظ’ ط³ظژظٹظ‘ظگط¦ظژط§طھظگ ط£ظژط¹ظ’ظ…ظژط§ظ„ظگظ†ظژط§طŒ ظ…ظژظ†ظ’ ظٹظژظ‡ظ’ط¯ظگ ط§ظ„ظ„ظ‡ظڈ ظپظژظ„ط§ظژ ظ…ظڈط¶ظگظ„ظ‘ظژ ظ„ظژظ‡ظڈ ظˆظژظ…ظژظ†ظ’ ظٹظڈط¶ظ’ظ„ظگظ„ظ’ ظپظژظ„ط§ظژ ظ‡ظژط§ط¯ظگظٹظژ ظ„ظژظ‡ظڈ. ظˆظژط£ظژط´ظ’ظ‡ظژط¯ظڈ ط£ظژظ†ظ’ ظ„ط§ظژ ط¥ظگظ„ظژظ‡ظژ ط¥ظگظ„ط§ظ‘ظژ ط§ظ„ظ„ظ‡ظڈ ظˆظژط­ظ’ط¯ظژظ‡ظڈ ظ„ط§ظژ ط´ظژط±ظگظٹظ’ظƒظژ ظ„ظژظ‡ظڈ ظˆظژط£ظژط´ظ’ظ‡ظژط¯ظڈ ط£ظژظ†ظ‘ظژ ظ…ظڈط­ظژظ…ظ‘ظژط¯ظ‹ط§ ط¹ظژط¨ظ’ط¯ظڈظ‡ظڈ ظˆظژط±ظژط³ظڈظˆظ’ظ„ظڈظ‡ظڈ.
ظٹظژط§ ط£ظژظٹظ‘ظڈظ‡ط§ظژ ط§ظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ظ†ظژ ط،ظژط§ظ…ظژظ†ظڈظˆط§ ط§طھظ‘ظژظ‚ظڈظˆط§ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ط­ظژظ‚ظ‘ظژ طھظڈظ‚ظژط§طھظگظ‡ظگ ظˆظژظ„ط§ظژ طھظژظ…ظڈظˆظ’طھظڈظ†ظ‘ظژ ط¥ظگظ„ط§ظ‘ظژ ظˆظژط£ظژظ†طھظڈظ…ظ’ ظ…ظ‘ظڈط³ظ’ظ„ظگظ…ظڈظˆظ’ظ†ظژ. ظٹظژط§ ط£ظژظٹظ‘ظڈظ‡ظژط§ ط§ظ„ظ†ظ‘ظژط§ط³ظڈ ط§طھظ‘ظژظ‚ظڈظˆظ’ط§ ط±ظژط¨ظ‘ظژظƒظڈظ…ظڈ ط§ظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ ط®ظژظ„ظژظ‚ظژظƒظڈظ…ظ’ ظ…ظ‘ظگظ†ظ’ ظ†ظژظپظ’ط³ظچ ظˆظژط§ط­ظگط¯ظژط©ظچ ظˆظژط®ظژظ„ظژظ‚ظژ ظ…ظگظ†ظ’ظ‡ظژط§ ط²ظژظˆظ’ط¬ظژظ‡ظژط§ ظˆظژط¨ظژط«ظ‘ظژ ظ…ظگظ†ظ’ظ‡ظڈظ…ظژط§ ط±ظگط¬ظژط§ظ„ط§ظ‹ ظƒظژط«ظگظٹظ’ط±ظ‹ط§ ظˆظژظ†ظگط³ظژط¢ط،ظ‹ ظˆظژط§طھظ‘ظژظ‚ظڈظˆط§ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ط§ظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ طھظژط³ظژط¢ط،ظژظ„ظڈظˆظ’ظ†ظژ ط¨ظگظ‡ظگ ظˆظژط§ظ’ظ„ط£ظژط±ظ’ط­ظژط§ظ…ظژ ط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ظƒظژط§ظ†ظژ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظƒظڈظ…ظ’ ط±ظژظ‚ظگظٹظ’ط¨ظ‹ط§. ظٹظژط§ ط£ظژظٹظ‘ظڈظ‡ظژط§ ط§ظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ظ†ظژ ط،ظژط§ظ…ظژظ†ظڈظˆط§ ط§طھظ‘ظژظ‚ظڈظˆط§ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ظˆظژظ‚ظڈظˆظ’ظ„ظڈظˆظ’ط§ ظ‚ظژظˆظ’ظ„ط§ظ‹ ط³ظژط¯ظگظٹظ’ط¯ظ‹ط§. ظٹظڈطµظ’ظ„ظگط­ظ’ ظ„ظژظƒظڈظ…ظ’ ط£ظژط¹ظ’ظ…ظژط§ظ„ظژظƒظڈظ…ظ’ ظˆظژظٹظژط؛ظ’ظپظگط±ظ’ ظ„ظژظƒظڈظ…ظ’ ط°ظڈظ†ظڈظˆظ’ط¨ظژظƒظڈظ…ظ’ ظˆظژظ…ظژظ†ظ’ ظٹظڈط·ظگط¹ظگ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ظˆظژط±ظژط³ظڈظˆظ’ظ„ظژظ‡ظڈ ظپظژظ‚ظژط¯ظ’ ظپظژط§ط²ظژ ظپظژظˆظ’ط²ظ‹ط§ ط¹ظژط¸ظگظٹظ’ظ…ظ‹ط§.
ط£ظژظ…ظ‘ظژط§ ط¨ظژط¹ظ’ط¯ظڈط› ظپظژط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط®ظژظٹظ’ط±ظژ ط§ظ„ظ’ط­ظژط¯ظگظٹط«ظگ ظƒظگطھظژط§ط¨ظڈ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژطŒ ظˆظژط®ظژظٹظ’ط±ظژ ط§ظ„ظ’ظ‡ظژط¯ظ’ظٹظگ ظ‡ظژط¯ظ’ظٹظڈ ظ…ظڈط­ظژظ…ظ‘ظژط¯ظچ طµظژظ„ظ‘ظژظ‰ ط§ظ„ظ„ظ‡ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظ‡ظگ ظˆظژط³ظژظ„ظ‘ظژظ…ظژ ظˆظژط´ظ‘ظژط±ظژ ط§ظ„ط£ظڈظ…ظڈظˆط±ظگ ظ…ظڈط­ظ’ط¯ظژط«ظژط§طھظڈظ‡ظژط§ ظˆظژظƒظڈظ„ظ‘ظژ ظ…ظڈط­ظ’ط¯ظژط«ظژط©ظچ ط¨ظگط¯ظ’ط¹ظژط©ظŒ ظˆظژظƒظڈظ„ظ‘ظژ ط¨ظگط¯ظ’ط¹ظژط©ظچ ط¶ظژظ„ط§ظژظ„ظژط©ظŒ ظˆظژظƒظڈظ„ظ‘ظژ ط¶ظژظ„ط§ظژظ„ظژط©ظچ ظپظگظٹ ط§ظ„ظ†ظ‘ظژط§ط±ظگ.
Sesunggunya Allah Ta’ala Yang Maha Adil, Yang Maha Pengasih terhadap hamba-hamba Nya, telah mengharamkan atas diriNya berbuat kezhaliman, dan mengharamkannya pula atas hamba-hambaNya serta mengancam orang-orang yang melakukan kezhaliman dengan sangsi yang berat didunia dan siksa yang pedih di akhirat kelak. Allah berfirman:

“Dan demikianlah adzab Tuhanmu apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat dhalim, sesungguhnya adzabNya itu sangat pedih dan keras.â€‌ (QS. Huud: 102)

Dalam ayat lain Allah berfirman:
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwasannya Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang berbuat zhalim, sesungguhnya Allah menanggguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mata terbelalak.â€‌ (QS. Ibrahim) 
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Al-Imam Hasan Al-Bashri dan Qatadah, berkata: Kedzaliman itu ada tiga macam:

آ§آ  Kedzaliman yang tidak terampuni
آ§آ  Kedzaliman yang tidak dibiarkan (begitu saja)
آ§آ  Kedzaliman yang diampuni (lihat,kitab Syarhu Sunnah jilid 14, hal. 363)
آ 
Adapun Kedzaliman pertama: yang tidak akan diampuni Allah sebelum pelakunya bertobat, adalah syirik pada Allah â€کazza wa jalla. 

Mengapa dosa syirik itu tidak diampuni? Karena kesyirikan merupakan kezhaliman terbesar dimana seorang musyrik telah menempatkan makhluk ciptaan Allah yang penuh dengan kekurangan, ditempatkan pada kedudukan Allah â€کAzza wa jalla, Dzat yang Maha Sempurna. 

Nah! apakah ada kezhaliman yang lebih besar dari pada syirik?! Jawabannya: tidak ada! Oleh sebab itu Allah berfirman dalam Al-Qur’an: 

“Sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang besar.â€‌ (QS. Luqman:13) 

Dan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
ط£ظژظ„ط§ظژ ط£ظڈظ†ظژط¨ظ‘ظگط¦ظڈظƒظڈظ…ظ’ ط¨ظگط£ظژظƒظ’ط¨ظژط±ظگ ط§ظ„ظ’ظƒظژط¨ظژط§ط¦ظگط±ظگطں ط§ظ’ظ„ط¥ظگط´ظ’ط±ظژط§ظƒظڈ ط¨ظگط§ظ„ظ„ظ‡ظگ ظˆظژط¹ظڈظ‚ظڈظˆظ’ظ‚ظڈ ط§ظ„ظ’ظˆظژط§ظ„ظگط¯ظژظٹظ’ظ†ظگ ظˆظژظ‚ظژظˆظ’ظ„ظڈ ط§ظ„ط²ظ‘ظڈظˆظ’ط±ظگ. (طµط­ظٹط­ ط§ظ„ط¬ط§ظ…ط¹طŒ 2628).
“Maukah aku kabarkan kepadamu sekalian tentang dosa yang paling besar? yaitu mempersekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, dan persaksian palsu.â€‌ (HS. Muttafaq alaih)

Hadirin sidang shalat Jum’at rahimakumullah.
Dosa syirik membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan seorang manusia di dunia dan di akhirat. Di antaranya sebagai berikut:
آ§آ  Dosa syirik merupakan kezhaliman dan dosa terbesar yang tidak terampuni pelakunya sebelum bertaubat. Sebagaimana termaktub dalam surat An-Nisaa’ ayat 48 dan 116.
آ§آ  Dosa syirik mengeluarkan seseorang dari lingkaran Islam dan menjadikan tersesat dengan kesesatan yang jauh. Allah berfirman:
“Dan Barangsiapa yang mempersekutukan Allah sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.â€‌ (QS. An-Nisaa’ 116)
Al-Imam Ibn Katsir berkata dalam menafsirkan ayat tersebut: “Bahwa orang yang mempersekutukan Allah benar-benar telah berjalan bukan pada jalan Al-haq (kebenaran), dia tersesat dari petunjuk, jauh dari kebenaran, dia membinasakan dan merugikan dirinya di dunia dan di akhirat, serta lenyaplah darinya kebahagiaan dunia dan akhirat.â€‌
(Tafsir ibn Katsir jilid 1 hal.686)
آ§آ  Kesyirikan menggugurkan pahala amalan kebajikan. Allah berfirman:
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.â€‌ 
(QS. Al-An’am: 88)
آ§آ  Orang yang mempersekutukan Allah adalah seburuk-buruk makhluk, dan akan kekal dalam Neraka selama-lamanya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk.â€‌ (QS. Al-Bayyinah: 6)
آ§آ  Orang yang mempersekutukan Allah diharamkan baginya surga. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka Allah mengharamkan baginya Surga dan tempatnya adalah Neraka.â€‌ 
(QS. Al-Maidah: 72)
Demikian besarnya akibat dosa syirik, oleh sebab itu Imam ahli tauhid, Nabi Ibrahim â€کalaihis salam memohon kepada Allah agar menjauhkan dia dan keturunannya dari dosa syirik. 

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.â€‌ (QS. Ibrahim:35) 

Namun perlu diketahui bahwa perbuatan syirik itu tidaklah terbatas hanya pada penyembahan patung-patung saja, akan tetapi banyak macamnya, seperti: berdoa kepada selain Allah, meminta kepada kuburan-kuburan para rasul, nabi, orang-orang shalih atau para wali, menyembelih binatang kurban untuk selain Allah, meminta pertolongan kepada selain Allah agar terlepas dari suatu kesulitan atau disembuhkan dari suatu penyakit, beranggapan bahwa benda-benda tertentu memiliki kesaktian, mampu memberikan manfaat atau mudlarat dan bentuk-bentuk kesyirikan lain yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin. Kami memohon perlindungan kepada Allah dari perbuatan–perbuatan syirik. 

Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah 
Kezhaliman yang kedua: kezhaliman yang tidak dibiarkan begitu saja tanpa ada pembalasan, yaitu kezhaliman yang dilakukan seorang manusia terhadap sesamanya, atau seorang muslim terhadap saudaranya. Dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayat-kan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, bahwa Allah berfirman:
ظٹظژط§ ط¹ظگط¨ظژط§ط¯ظگظٹظ’ ط¥ظگظ†ظ‘ظگظٹظ’ ط­ظژط±ظ‘ظژظ…ظ’طھظڈ ط§ظ„ط¸ظ‘ظڈظ„ظ’ظ…ظژ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ظ†ظژظپظ’ط³ظگظٹظ’ ظˆظژط¬ظژط¹ظژظ„ظ’طھظڈظ‡ظڈ ط¨ظژظٹظ’ظ†ظژظƒظڈظ…ظ’ ظ…ظڈط­ظژط±ظ‘ظژظ…ظ‹ط§ ظپظژظ„ط§ظژ طھظژط¸ظژط§ظ„ظژظ…ظڈظˆظ’ط§. (ظ…ط®طھطµط± طµط­ظٹط­ ظ…ط³ظ„ظ…طŒ طھط­ظ‚ظٹظ‚ ط§ظ„ط£ظ„ط¨ط§ظ†ظٹطŒ ط±ظ‚ظ… 1828 طµ 482).
“Wahai hamba-hambaku sesungguhnya Aku mengharamkan atas diriKu untuk berbuat zhalim (kepada hamba-hambaKu) dan Aku mengharamkannya pula atas kamu sekalian, maka janganlah kamu sekalian saling menzhalimi satu dengan yang lain.â€‌

Kita sering melihat dalam realita kehidupan dunia ini, perbuatan kezhaliman yang dilakukan seseorang kepada saudara-nya baik dalam harta, jiwa dan kehormatannya, seperti: pengam-bilan tanah, rumah seseorang secara paksa tanpa ada imbalan yang pantas, ketidakadilan dalam harta warisan, memakan harta anak yatim, tidak membayar hutang dalam kondisi mampu melunasinya, korupsi, menumpahkan darah orang lain tanpa haq, mengancam jiwa seseorang, intimidasi dan teror, memfitnah,mencaci maki, mencerca, mencemarkan nama baik dan lain-lain.

Semua itu merupakan bentuk kezhaliman yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam. Sebagaimana dalam khutbah Arafah, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
ط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط¯ظگظ…ظژط§ط،ظژظƒظڈظ…ظ’ ظˆظژط£ظژظ…ظ’ظˆظژط§ظ„ظژظƒظڈظ…ظ’ ظˆظژط£ظژط¹ظ’ط±ظژط§ط¶ظژظƒظڈظ…ظ’ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظƒظڈظ…ظ’ ط­ظژط±ظژط§ظ…ظŒ.
Sesungguhnya darah-darahmu, harta-hartamu dan kehor-matanmu diharamkan atas kamu sekalian. (HR. Al-Bukhari-Muslim, Lihat Iqadhul himam, hal. 341)

Dan dalam hadist lain beliau bersabda:
ط§ظگطھظ‘ظژظ‚ظڈظˆط§ ط§ظ„ط¸ظ‘ظڈظ„ظ’ظ…ظژ ظپظژط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط§ظ„ط¸ظ‘ظڈظ„ظ’ظ…ظژ ط¸ظڈظ„ظڈظ…ظژط§طھظŒ ظٹظژظˆظ’ظ…ظژ ط§ظ„ظ’ظ‚ظگظٹظژط§ظ…ظژط©ظگ. (ظ…ط®طھطµط± طµط­ظٹط­ ظ…ط³ظ„ظ…طŒ 1829).
“Takutlah kamu berbuat kedzaliman, karena sesungguhnya kezhaliman itu adalah kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.â€‌ (HR. Muslim dan Ahmad)

Oleh karena itu beliau memerintahkan umatnya agar menyelesaikan urusan-urusan antara mereka di dunia ini, sebelum datangnya hari kiamat, yang perkara-perkara tersebut diselesaikan bukan lagi berupa harta, darah, dan kehormatan melainkan dengan tebusan amal-amal shalih.

Di sana nantinya, seorang yang kaya dengan amal kebajikan-nya dapat bangkrut seketika, akibat kedzaliman yang dilakukan di dunia. Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, Nabi muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
ط£ظژطھظژط¯ظ’ظˆظڈط±ظ’ظ†ظژ ظ…ظژط§ ط§ظ„ظ’ظ…ظڈظپظ’ظ„ظگط³ظڈطں ظ‚ظژط§ظڈظ„ظ’ظˆط§: ط§ظژظ„ظ’ظ…ظڈظپظ’ظ„ظگط³ظڈ ظپظگظٹظ’ظ†ظژط§ ظ…ظژظ†ظ’ ظ„ط§ظژ ط¯ظگط±ظ’ظ‡ظژظ…ظژ ظˆظژظ„ط§ظژ ظ…ظژطھظژط§ط¹ظژ ظ„ظژظ‡ظڈ. ظ‚ظژط§ظ„ظژ: ط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط§ظ„ظ’ظ…ظڈظپظ’ظ„ظگط³ظژ ظ…ظگظ†ظ’ ط£ظڈظ…ظ‘ظژطھظگظٹظ’ ظ…ظژظ†ظ’ ظٹظژط£ظ’طھظگظٹظ’ ظٹظژظˆظ’ظ…ظژ ط§ظ„ظ’ظ‚ظگظٹظژط§ظ…ظژط©ظگ ط¨ظگطµظژظ„ط§ظژط©ظچ ظˆظژطµظگظٹظژط§ظ…ظچ ظˆظژط²ظژظƒظژط§ط©ظچ ظˆظژظٹظژط£ظ’طھظگظٹظ’ ظˆظژظ‚ظژط¯ظ’ ط´ظژطھظژظ…ظژ ظ‡ظژط°ظژط§ ظˆظژط£ظژظƒظژظ„ظژ ظ…ظژط§ظ„ظژ ظ‡ظژط°ظژط§ ظˆظژط³ظژظپظژظƒظژ ط¯ظژظ…ظژ ظ‡ظژط°ظژط§ ظˆظژط¶ظژط±ظژط¨ظژ ظ‡ظژط°ظژط§طŒ ظپظژظٹظڈظ‚ظ’ط¶ظژظ‰ ظ‡ظژط°ظژط§ ظ…ظگظ†ظ’ ط­ظژط³ظژظ†ظژط§طھظگظ‡ظگ ظˆظژظ‡ظژط°ظژط§ ظ…ظگظ†ظ’ ط­ظژط³ظژظ†ظژط§طھظگظ‡ظگطŒ ظپظژط¥ظگظ†ظ’ ظپظژظ†ظگظٹظژطھظ’ ط­ظژط³ظژظ†ظژط§طھظڈظ‡ظڈ ظ‚ظژط¨ظ’ظ„ظژ ط£ظژظ†ظ’ ظٹظژظ‚ظ’ط¶ظگظٹظژ ظ…ظژط§ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظ‡ظگ ط£ظڈط®ظگط°ظژ ظ…ظگظ†ظ’ ط®ظژط·ظژط§ظٹظژط§ظ‡ظڈظ…ظ’ ظپظژط·ظڈط±ظگط­ظژطھظ’ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظ‡ظگ ط«ظڈظ…ظ‘ظژ ط·ظڈط±ظگط­ظژ ظپظگظٹ ط§ظ„ظ†ظ‘ظژط§ط±ظگ. (ط±ظˆط§ظ‡ ظ…ط³ظ„ظ…طŒ ط±ظ‚ظ… 2581).
“Tahukah kalian apakah orang yang bangkrut itu? para sahabat berkata: Orang yang bangkrut di antara kami, adalah yang tidak mempunyai uang dan harta benda, Nabi Shalallaahu alaihi wasalam berkata: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, namun dia pernah mencaci si anu, memakan harta si anu, menumpahkan darah, dan memukul orang lain., maka diputuskanlah perkara orang tersebut dengan diambil sebagian dari pahala kebaikannya, kemudian seorang lagi dengan pahalanya, dan jika pahalanya telah habis sebelum menyelesaikan kewajiban-kewajiban atasnya maka diambillah dosa-dosa orang-orang yang dizhaliminya, lalu dilimpahkan kepadanya, kemudian ia dicam-pakkan ke Neraka.â€‌ (HR.Muslim, No. 2581).

Kezhalimam yang ketiga: kezhaliman yang diampuni, yaitu kezha-liman seorang hamba terhadap dirinya dengan melakukan pelanggaran terhadap hak-hak Allah atas dirinya, misalnya mening-galkan puasa, berzina, minum arak, dan perbuatan-perbuatan yang mungkar lainnya yang berkaitan dengan pelanggaran hak-hak Allah terhadap dirinya. Barangsiapa yang terjerumus dalam kemung-karan-kemungkaran tersebut tanpa menganggapnya halal lalu segera mengingat Allah Ta’aala dan kembali kepadanya dengan bertobat dan beramal shaleh niscaya akan diampuni oleh Allah Ta’ala Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan pekerjaan keji atau menganiaya diri mereka, mereka ingat akan Allah lalu mohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka, dan Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya.â€‌ (QS. Ali Imran:135 – 136)
ط¨ظژط§ط±ظژظƒظژ ط§ظ„ظ„ظ‡ظڈ ظ„ظگظٹظ’ ظˆظژظ„ظژظƒظڈظ…ظ’ ظپظگظٹ ط§ظ„ظ’ظ‚ظڈط±ظ’ط¢ظ†ظگ ط§ظ„ظ’ط¹ظژط¸ظگظٹظ’ظ…ظگطŒ ظˆظژظ†ظژظپظژط¹ظژظ†ظگظٹظ’ ظˆظژط¥ظگظٹظ‘ظژط§ظƒظڈظ…ظ’ ط¨ظگظ…ظژط§ ظپظگظٹظ’ظ‡ظگ ظ…ظگظ†ظژ ط§ظ’ظ„ط¢ظٹظژط§طھظگ ظˆظژط§ظ„ط°ظ‘ظگظƒظ’ط±ظگ ط§ظ„ظ’ط­ظژظƒظگظٹظ’ظ…ظگ. ط£ظژظ‚ظڈظˆظ’ظ„ظڈ ظ‚ظژظˆظ’ظ„ظگظٹظ’ ظ‡ظژط°ظژط§ ظˆظژط£ظژط³ظ’طھظژط؛ظ’ظپظگط±ظڈ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ط§ظ„ظ’ط¹ظژط¸ظگظٹظ’ظ…ظژ ظ„ظگظٹظ’ ظˆظژظ„ظژظƒظڈظ…ظ’.
Khutbah Kedua
ط§ظژظ„ظ’ط­ظژظ…ظ’ط¯ظڈ ظ„ظگظ„ظ‘ظژظ‡ظگ ط±ظژط¨ظ‘ظگ ط§ظ„ظ’ط¹ظژط§ظ„ظژظ…ظگظٹظ’ظ†ظژ ظˆظژط§ظ„ظ’ط¹ظژط§ظ‚ظگط¨ظژط©ظڈ ظ„ظگظ„ظ’ظ…ظڈطھظ‘ظژظ‚ظگظٹظ’ظ†ظژ ظˆظژظ„ط§ظژ ط¹ظڈط¯ظ’ظˆظژط§ظ†ظژ ط¥ظگظ„ط§ظ‘ظژ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ط§ظ„ط¸ظ‘ظژط§ظ„ظگظ…ظگظٹظ’ظ†ظژ. ط§ظژظ„طµظ‘ظژظ„ط§ظژط©ظڈ ظˆظژط§ظ„ط³ظ‘ظژظ„ط§ظژظ…ظڈ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ط±ظژط³ظڈظˆظ’ظ„ظگ ط§ظ„ظ„ظ‡ظگ ظˆظژط¢ظ„ظگظ‡ظگ ظˆظژطµظژط­ظ’ط¨ظگظ‡ظگ ظˆظژظ…ظژظ†ظ’ ظˆظژط§ظ„ط§ظژظ‡ظڈ.
Saudara-saudara kaum muslimin
Pada kesempatan ini, saya mengajak saudara-saudara dan diri saya sendiri, untuk bertaqwa kepada Allah Ta’aala, serta taat kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dengan mengikuti sunnah-sunnahnya dan jauhilah perbuatan zhalim dengan segala bentuknya! Sesungguh-nya perbuatan zhalim itu menimbulkan kegelisahan dan kegun-dahan pada jiwa seseorang di dunia ini, serta mengakibatkan kebinasaan di akhirat kelak.

Akhirnya marilah kita berdoa kepada Allah Ta’aala, agar selalu diberi taufiq untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
ط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ظˆظژظ…ظژظ„ط§ظژط¦ظگظƒظژطھظژظ‡ظڈ ظٹظڈطµظژظ„ظ‘ظڈظˆظ’ظ†ظژ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ط§ظ„ظ†ظ‘ظژط¨ظگظٹظ‘ظگطŒ ظٹظژط§ ط£ظژظٹظ‘ظڈظ‡ط§ظژ ط§ظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ظ†ظژ ط،ظژط§ظ…ظژظ†ظڈظˆظ’ط§ طµظژظ„ظ‘ظڈظˆظ’ط§ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظ‡ظگ ظˆظژط³ظژظ„ظ‘ظگظ…ظڈظˆظ’ط§ طھظژط³ظ’ظ„ظگظٹظ’ظ…ظ‹ط§. ط§ظژظ„ظ„ظ‘ظژظ‡ظڈظ…ظ‘ظژ طµظژظ„ظ‘ظگ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ظ…ظڈط­ظژظ…ظ‘ظژط¯ظچ ظˆظژط¹ظژظ„ظژظ‰ ط¢ظ„ظگ ظ…ظڈط­ظژظ…ظ‘ظژط¯ظچ ظƒظژظ…ظژط§ طµظژظ„ظ‘ظژظٹظ’طھظژ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ط¥ظگط¨ظ’ط±ظژط§ظ‡ظگظٹظ’ظ…ظژ ظˆظژط¹ظژظ„ظژظ‰ ط¢ظ„ظگ ط¥ظگط¨ظ’ط±ظژط§ظ‡ظگظٹظ’ظ…ظژطŒ ط¥ظگظ†ظ‘ظژظƒظژ ط­ظژظ…ظگظٹظ’ط¯ظŒ ظ…ظژط¬ظگظٹظ’ط¯ظŒ. ظˆظژط¨ظژط§ط±ظگظƒظ’ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ظ…ظڈط­ظژظ…ظ‘ظژط¯ظچ ظˆظژط¹ظژظ„ظژظ‰ ط¢ظ„ظگ ظ…ظڈط­ظژظ…ظ‘ظژط¯ظچ ظƒظژظ…ظژط§ ط¨ظژط§ط±ظژظƒظ’طھظژ ط¹ظژظ„ظژظ‰ ط¥ظگط¨ظ’ط±ظژط§ظ‡ظگظٹظ’ظ…ظژ ظˆظژط¹ظژظ„ظژظ‰ ط¢ظ„ظگ ط¥ظگط¨ظ’ط±ظژط§ظ‡ظگظٹظ’ظ…ظژطŒ ط¥ظگظ†ظ‘ظژظƒظژ ط­ظژظ…ظگظٹظ’ط¯ظŒ ظ…ظژط¬ظگظٹظ’ط¯ظŒ.
ط±ظژط¨ظ‘ظژظ†ظژط§ ط§ط؛ظ’ظپظگط±ظ’ ظ„ظژظ†ظژط§ ظˆظژظ„ط¥ظگط®ظ’ظˆظژط§ظ†ظگظ†ظژط§ ط§ظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ظ†ظژ ط³ظژط¨ظژظ‚ظڈظˆظ’ظ†ظژط§ ط¨ظگط§ظ’ظ„ط¥ظگظٹظ’ظ…ظژط§ظ†ظگ ظˆظژظ„ط§ظژ طھظژط¬ظ’ط¹ظژظ„ظ’ ظپظگظٹظ’ ظ‚ظڈظ„ظڈظˆظ’ط¨ظگظ†ظژط§ ط؛ظگظ„ط§ظ‘ظ‹ ظ„ظ‘ظگظ„ظ‘ظژط°ظگظٹظ’ظ†ظژ ط،ظژط§ظ…ظژظ†ظڈظˆظ’ط§ ط±ظژط¨ظ‘ظژظ†ظژط§ ط¥ظگظ†ظ‘ظژظƒظژ ط±ظژط،ظڈظˆظ’ظپظŒ ط±ظ‘ظژط­ظگظٹظ’ظ…ظŒ. ط±ظژط¨ظ‘ظژظ†ظژط§ ط¸ظژظ„ظژظ…ظ’ظ†ظژط§ ط£ظژظ†ظ’ظپظڈط³ظژظ†ظژط§ ظˆظژط¥ظگظ†ظ’ ظ„ظ‘ظژظ…ظ’ طھظژط؛ظ’ظپظگط±ظ’ ظ„ظژظ†ظژط§ ظˆظژطھظژط±ظ’ط­ظژظ…ظ’ظ†ظژط§ ظ„ظژظ†ظژظƒظڈظˆظ’ظ†ظژظ†ظ‘ظژ ظ…ظگظ†ظژ ط§ظ„ظ’ط®ظژط§ط³ظگط±ظگظٹظ’ظ†ظژ. ط±ظژط¨ظ‘ظژظ†ظژط§ ط§ط؛ظ’ظپظگط±ظ’ ظ„ظژظ†ظژط§ ظˆظژظ„ظگظˆظژط§ظ„ظگط¯ظژظٹظ’ظ†ظژط§ ظˆظژط§ط±ظ’ط­ظژظ…ظ’ظ‡ظڈظ…ظژط§ ظƒظژظ…ظژط§ ط±ظژط¨ظ‘ظژظٹظژط§ظ†ظژط§ طµظژط؛ظگظٹظ’ط±ظ‹ط§. ط±ظژط¨ظ‘ظژظ†ظژط§ ط¢طھظگظ†ظژط§ ظپظگظٹ ط§ظ„ط¯ظ‘ظڈظ†ظ’ظٹظژط§ ط­ظژط³ظژظ†ظژط©ظ‹ ظˆظژظپظگظٹ ط§ظ„ط¢ط®ظگط±ظژط©ظگ ط­ظژط³ظژظ†ظژط©ظ‹ ظˆظژظ‚ظگظ†ظژط§ ط¹ظژط°ظژط§ط¨ظژ ط§ظ„ظ†ظ‘ظژط§ط±ظگ.
ط¹ظگط¨ظژط§ط¯ظژ ط§ظ„ظ„ظ‡ظگطŒ ط¥ظگظ†ظ‘ظژ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ظٹظژط£ظ’ظ…ظڈط±ظڈظƒظڈظ…ظ’ ط¨ظگط§ظ„ظ’ط¹ظژط¯ظ’ظ„ظگ ظˆظژط§ظ’ظ„ط¥ظگط­ظ’ط³ظژط§ظ†ظگ ظˆظژط¥ظگظٹطھظژط¢ط¦ظگ ط°ظگظٹ ط§ظ„ظ’ظ‚ظڈط±ظ’ط¨ظژظ‰ ظˆظژظٹظژظ†ظ’ظ‡ظژظ‰ ط¹ظژظ†ظگ ط§ظ„ظ’ظپظژط­ظ’ط´ظژط¢ط،ظگ ظˆظژط§ظ„ظ’ظ…ظڈظ†ظƒظژط±ظگ ظˆظژط§ظ„ظ’ط¨ظژط؛ظ’ظٹظگ ظٹظژط¹ظگط¸ظڈظƒظڈظ…ظ’ ظ„ظژط¹ظژظ„ظ‘ظژظƒظڈظ…ظ’ طھظژط°ظژظƒظ‘ظژط±ظڈظˆظ’ظ†ظژ. ظپظژط§ط°ظ’ظƒظڈط±ظڈظˆط§ ط§ظ„ظ„ظ‡ظژ ط§ظ„ظ’ط¹ظژط¸ظگظٹظ’ظ…ظژ ظٹظژط°ظ’ظƒظڈط±ظ’ظƒظڈظ…ظ’ ظˆظژط§ط³ظ’ط£ظژظ„ظڈظˆظ’ظ‡ظڈ ظ…ظگظ†ظ’ ظپظژط¶ظ’ظ„ظگظ‡ظگ ظٹظڈط¹ظ’ط·ظگظƒظڈظ…ظ’ ظˆظژظ„ظژط°ظگظƒظ’ط±ظڈ ط§ظ„ظ„ظ‡ظگ ط£ظژظƒظ’ط¨ظژط±ظڈ.

آ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...